Kamis, Oktober 8

KUMPULAN PUISI ALNADA

By: Alnada

- SEBENARNYA -

Ungkapanmu membuat perasaanku terpukul. Bertubi tubi perih. Sirnakan senyum ceriaku. Aku jiwai aku bawa alam imajinasi. Bukan sekedar khayal biasa,tp berusaha melihat kembali. Sinar dan indahnya terbit di jiwa mudaku, yg lelah berpeluh bertaruh dgn panasnya gemerlap bebas. Ekspresi jiwa kadang terhempas, dilema yg datang kadang menyeramkan. Khawatirkupun memuncak. Kenpa? Aku merasa sendiri, sepi dalam badai kegelapan yang kadang membekukanku. Aku seperti gelas pecah. Membuat telinga berdengung. Tangisan patah hatiku tak ada yang mendengar. Dimana angin yg biasa membelaiku? Atau yang biasa menamparku agar aku terjaga? Dimana nyanyian hati yg bisa membuai? Atau yg biasa mebuatku melayang agar aku bisa meredam luka? Dimana?

-Sebuah Refleksi-


Hari hari kemarin. Ada masa dan asa yg bermain dalam penantian. Ter0mbang ambing di
antara bayu keraguan. Kucoba nikmati, meski kusadari akhinya tak bisa kuraih. Hari har
i kem
arin. ada tawa dan canda dalam kesedihan. Ada duka dan air mata dalam kebahagiaan. Hari hari kemarin. Ada langkah yang sarat kendali. Tak sedikit yg surut melangkah. Dan biar menjadi 0bsesi. Hidup memang tak hanya satu warna. Seperti kehidupan yg dijanjikanNya.

Hari ini ada yg tersentak. Mengingatkan pada
hakekat hidup yang semata hanya titipan peran. Untuk sampai pada kehidupan yang sesungguhnya. Hari ini refleksi diri menjadi cermin atas pengakuan eksistensi diri. Ternyata aku tak punya apa apa. Bahkan hidup itu pun tak aku miliki. Hari ini ada harapan di sisa usia. Untuk hidup yg lebih bermakna. Sebelum usai itu tiba.

-MUTIARA TERPENDAM-

Panjang angan2 tlah menipuku. Siang dan malam terus mencuri hidupku. Namun masih saja aku sering condong terpikat pada dunia dan hiburannya. Sampai akhirnya datang suatu masa, dimana aku harus berjuang di tanah air yang bukan tanah air yang sebenarnya. Harus kulalui jalanan setapak yang tak pe rnah ku kenali. Menembus ruang dan waktu sendiri. Tubuhku ngilu. Jiwaku kosong dan sunyi. Terus kutatih langkah dalam pencarian jati diri.. Haruskah aku lemah dan menyerang pada putaran sejarah? Tidak!! Dengan kedua kaki yg aku miliki hrus ku temukan jati diri.. 0h tersentak aku sadar, saat deringan hp menyadarkanku. Ku dengar swara dari seberang sana. Ibundaku datang mengatakan. Tabahkanlah dirimu dari keganasan dunia ini anakku. Tiada satu pun kejadian, tak sehelai pun daun gugur melainkan tlah dittpkan waktunya... 0h ibunda 0rang tercinta. Semoga bertemu lagi dalam bahagia.

-MENGGAPAI ASA-

Debur pasir menghitung masa sekiranya tingagl segenggam lagi. Terus saja mengucur tanpa mau berhenti. Bila tlah penuh sembah bakti. Sang pujangga rela lepas baju besi. Berat hati tak dipikir lagi. Jauh diatas akal dlm membelah jantung. Perih tersayat peristiwa sedih berkandung badan. Kubungkus smua kenangan tarik dan kuikat. Pengalaman sedih layak jadikan cermin untuk berdiri. Pergi bukan berarti mati, tapi dimana ukuran diri harus dibanggakan. Mungkin bejana waktu dan hawa baru dapat mengerti. Pastikan langkah untuk menggapai asa kembali.

-SEHELAI RINDU-

Tak ada angin yg mampu membawa harum tubuhmu..dan mengerti bisik nafasmu, karna smua tlah terhirup di depanku... Di telinga kau berbisik, hingga menjamah sukma kalbu...percikan salju teduh meluluhkan dahagamu..di sini binar2 tawa ungkapkan riang, bergelayut di matamu dan mataku...


-SAJAK TENGAH MALAM-


Malam... Kau adalah perantara dari buku kehidupanku, dari dongeng cintaku dengan sang pemerhatimu, dari
kisah masa laluku dalam gelapmu. Malam... Kau adalah saksi pertama sebelum sang purnama. Kau yang paling setia temani setiap perjalanan gelapku degannya. Kau adalah bait puisi yg tercurah dalam hatiku untuknya. Kau adalah perantara duniaku dgn dunianya. Malam... Hanya kau yg tersisa dari sajak percintaanku dgnnya. Kumohon jangan ikuti yang telah tinggalkanku sendiri dlm sepi..

-LORONG KEHIDUPAN-

Langkahku hanya langkah seorang perempuan. Yang merangkak dari puing-puing kehancuran.
Kala itu... Aku dan Dia. Sama-sama tinggal di kota tercinta. Sama2 mengikat janji setia....
Sampai suatu ketika. Aku tak kuasa menerima semuanya.
Namun cuma intuisiku, yang sedih, yang kesal, yang kalut. Mengapa bumi memisahkan jiwaku, sebelum sempat terpeluk dalam cintaku.
Kini...
Pada setiap malam yang sunyi, dalam lautan doa dan kerinduan tak bertepi, kucoba menghapus segala kenangan yang pernah aku punya.
Barangkali itu yang membuat aku di sini, tergolek penat di sudut kotamu.

Ach... Pada awan hitam yang berarak memanjang, jiwaku menggapai gapai.
Dalam sepi. Dalam hampa. Dan berjuta tanya yang teramat sulit aku jawab...
Ketika salju turun dan pep0h0nan kehilangan daun,kemanakah akan pergi mencari matahari?
Salahkah aku? Kan terdamparkah? Atau menyerah pada putaran sejarah?

Dalam kelunglaian langkah masih ada satu garis kabur yang masih dapat aku bisikkan. Kuatkan hati ini ya Tuhan?

Dalam kebekuan aku kadang lelah. Namun aku bahagia. Sebab Tuhan masih memberiku kesanggupan menggerakkan kaki dan tangan-tangan lemahku. Merajut kembali senyum dalam cita dan cintaku. Merenda segenggam harapan yang pernah kurekatkan kuat-kuat pada tapak masa lalu. Untuk ku raih esok yang gemilang...

7 Oktober 2009

-DIHEMPAS TAKDIR-

Dengan sekantong harapan di punggungku, tertatih-tatih aku menyusuri tanah Tuhanku. Hingga sering kepalaku tertengadah ke langit. Namun langit bisu! Sepertinya tuli! Aku yang selalu bersetubuh dengan sunyi, langit diam tak perduli. Namun kudengar satu bisikan menembus langit sampai ke hati
. Wahai penyair yang terbuang... Belum sampaikah kepadamu satu berita? Bahwa setelah kesulitan itu akan ada kemudahan. Tundukkanlah wajahmu! Berjalanlah di stiap jalan tanahKu...hingga kan kau dapati waktunya tiba,...
Maka seketika aku terduduk! Jiwaku bersujud! Kusandarkan tubuhku di lutut masa lalu. 0h Tuhanku dalam termangu kusebut namaMu.


-CITA ~ CITA-


Aku hanya orang buta, yang setiap hitungan detik yang kupunya hanyalah malam. Jangan tanya padaku, bagaimana terangnya siang. Atau indahnya bulan. Tapi yang selalu jadi impianku adalah aku bisa melihat bintang. Aku bisa melihat laut. Aku bisa melihat bumi, juga melihat dirimu. Kehormatan dari kehinaan wujudku bagaikan tingginya bintang. Kebahagiaan dari kedukaan jiwaku bagaikan luasnya lautan. Kehidupan dari kematian asaku bagaikan panasnya bumi. Keindahan dari kesuraman cintaku bagaikan sucinya cintaku padamu. Aku hanya ingin menjadi yang tercantik yang tak cela di hatimu. Aku hanya ingin menjadi orang memujamu sangat tampan sebagai lambang dari segala keindahan. Aku hanya berharap. Bila sampai saatnya nanti, akupun masih tetap buta. Aku ingin kau tetap jadi tongkatku dan jangan lepas tanganku. Itulah sebilik cita dan cinta.

8 komentar:

Anonim mengatakan...

Sarat dgn Makna

Anonim mengatakan...

Good luck Al Nada

Anonim mengatakan...

Lanjut lagi Alnada

Nenkless mengatakan...

Mba nada i like u full .mantep bgtz . . Top dah . . Pgen belajar mba . .

edwin27 mengatakan...

Jejak langkahmu yg trkadang membuat hatiku pedih.. nda!

Putrie Shaking Madiun mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Putrie Shaking Madiun mengatakan...

Hehehe

Putrie Shaking Madiun mengatakan...

Gak lanjut lagi to 0wner

Recent Posts

Recent comments

Pengikut

Site Info