Rabu, Oktober 7

LIBURAN JIBRIL

Hari ini jibril liburan. Setelah milyaran tahun menjadi mentri penerangan semesta, akhirnya hari ini dia bisa bersantai sejenak lepas dari rutinitasnya. Selepas dari tugas penerangan di planet ABC, Jibril segera melesat dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya menuju bumi. Ya, bumi..planet kecil berwarna biru yang ditinggalkannya 14 abad yang lalu.
Dia teringat pada Muhammad yang menjadi anak asuhnya waktu itu. Atas perintah Tuhan, Jibril memberitahukan sebagian rahasia semesta kepada Muhammad. Dengan kecerdasannya dan ijin dari Tuhan tentunya, Muhammad berhasil memberikan pencerahan dan membuat manusia meninggalkan kejahiliahannya. Ketika ditinggalkannya dulu, banyak manusia yang berteriak Allahuakbar..sehingga Jibril dengan hati puas pergi meninggalkan bumi.

Kini, Jibril datang lagi ke bumi. Dia membayangkan keadaan bumi yang damai, semua saling bergandeng tangan, tidak ada lagi penindasan, semua saling membantu. Dengan hati yang senang dia mempercepat kepakan sayapnya. Dilihatnya bumi semakin dekat.,.dekat..dan dekat. Akhirnya diapun sampai juga di bumi. Dengan riang, Jibril segera melepas lelah di atas batu besar. Cuaca bumi hari ini sedang panas, apalagi di gurun ini..sungguh sinar mentari terasa menyengat. Di tengah2 lamunannya, sayup2 Jibril mendengar teriakan2 ''Allahuakbar,.Allahuakbar''. Dia semakin senang, ternyata manusia2 sekarang semakin religius. Jibril segera bangkit, dia melesat ke arah asal suara. Di sana, dia melihat orang2 bersurban membawa tongkat sambil berteriak 'Allahuakbar'. Tetapi keriangan Jibril tak berlangsung lama. Orang2 bersorban tersebut menuju kamp. Di sana ada sekumpulan orang kulit putih berseragam loreng2 hijau terikat tangannya. Tak lama, orang2 itu tumbang bermandikan darah diterjang peluru, diiringi teriakan Allahuakbar. Dunia macam apa ini? Jibril sangat sedih. Tak menyangka orang2 bersorban itu tega membantai sesamanya, apalagi diiringi teriakan takbir. 'Ini sebuah kesalahan, aku salah telah turun di sini..' gumam jibril. Dengan perasaan galau, Jibril melesat meninggalkan tempat itu. Dia berfikir, akan kemana dia sekarang. Akhirnya Jibril memutuskan akan ke Yerusalem, tempat yang disucikan oleh 3 agama besar. ''Pastilah disana selalu damai, tentram'' pikirnya. Tak lama, sampailah Jibril di tempat tujuan. Ah, betapa terkejutnya dia melihat keadaan di tempat itu. Kendaraan2 lapis baja merangsek rumah2 penduduk, desingan sejata mengantarkan kematian orang2 yang meneriakan takbir. Hatinya sedih, galau, kacau. Tadi dia menyaksikan orang2 yang meneriakkan Allahuakbar membantai sesamanya, kini giliran orang2 yang meneriakkan Allahuakbar dibantai. Jibril sangat marah, dengan sekuat tenaga dia melesat meninggalkan bumi dengan energi yang begitu besar. Di televisi2 swasta di beritakan telah terjadi badai listrik di langit utara. Jibril terus melesat, menyesal rasanya dia telah berkunjung ke bumi.

Tidak ada komentar:

Recent Posts

Recent comments

Pengikut

Site Info