Minggu, Oktober 18

Cerpen DEPRESI

Oleh: Kazuyago (Hikmawan Ali Nova)

Sebelumnya ku minta maaf ya. Bukannya sombong, tapi cuma pengen share aja. Ini adalah cerpenku yang Alhamdulillah pernah di muat di Harian Solopos edisi 3 Mei 2009, halaman VIII. Nah ini cerita asli yang kutulis, sedangkan yang dimuat di Solopos bisa di lihat di sini: Cerpen Depresi Solopos
Selamat membaca



Mati aku.. mataku tak percaya menatap spidol yang digoreskan anggota KPPS di papan tempat namaku tercantum kecil dengan nomer urut lima. Sepuluh, dua puluh, tiga puluh Tidak sampai dua ratus! Masih jauh sekali dari targetku sebesar seribu lima ratus suara. Mati aku!
***
Oke pak, semua bisa diatur. Jangan khawatir, saya sudah berpengalaman di bidang ini. Jaminan? Haha, masa bapak tidak percaya dengan saya? Silahkan anda lakukan apapun terhadap saya jikalau bapak tidak dapat melenggang. Ah, baik. Selamat bersenang-senang pak, menunggu kemenangan bapak yang tinggal beberapa waktu lagi. Baik, selamat malam Pak. Saya akan mulai bergerak satu jam lagi bersama tim saya
***

Dengan diantar anakku, aku pulang ke rumah dengan wajah pucat. Bagaimana bisa target hanya terpenuhi segelintir?
Wajahku semakin pias saat menyadari sudah banyak sekali barang-barang dirumah ku yang hilang. Televisi tiga puluh dua inci hadiah dari adikku yang kerja di Amerika. Atau mobil mercy hitam kesayanganku yang kudapat melalui jerih payah bekerja sebagai manajer perusahaan travel. Semua ludes. Ah, belum lagi sepuluh sapi dan puluhan kambing yang terpaksa ku lego demi ambisi meraih kursi. Padahal itu untuk investasi bagiku dan anak-anak. Mimpi menjadi kaya dalam sekejap malah berbalik menghantam dengan kenyataan menjadi miskin dalam waktu singkat. Berapa kerugianku semua? Aku tidak mampu berfikir. Aku terlalu goyah untuk membayangkan hidup dalam ketiadaan lagi seperti dulu. Ah, gelap sekali
***

Dua setengah jam aku pingsan. Di sekeliling kulihat istriku dan satu anakku yang menatap dengan khawatir. Apa mereka juga khawatir karena akan menjadi miskin? Atau mereka tidak tega melihatku berpucat muka seperti ini?
Apa kubilang. Bapak tidak usah memaksa untuk jadi anggota dewan! Aku sudah bilang untuk apa menjual semuanya demi ambisi bapak yang tak tahu diri! Istriku langsung menyembur setelah dia sodorkan segelas air hangat untukku. Air yang tadinya membuat nyaman sekejap bagai duri yang menyakiti kerongkonganku.
Coba bapak sekarang lihat. Semua yang sudah susah payah kita kumpulkan dari dulu hilang. Bagaimana kita bisa melanjutkan hidup kita? Setengah tahun lagi bapak pensiun. Anak-anak makan apa? istriku terus menyerangku. Aku memejamkan mata.
Aku dulu sudah bilang, ambisimu bisa membunuh kita semua!! kemudian istriku keluar kamar. Aku paham mengapa dia marah sekali, karena dia akan kehilangan masa-masa menikmati kekayaan yang belum lama direguk. Namun, semua itu belum cukup parah
Pak, ternyata pinjaman kita untuk membeli kambing dan sapi akan jatuh tempo besok. Jumlahnya tujuh puluh lima juta. Tadi ada yang menelepon, katanya besok akan ada yang menagih. Putra, anakku lelaki yang memilih tinggal disini berbicara lambat-lambat. Tampaknya dia cukup pengertian untuk tidak ikut-ikut menyembur seperti ibunya tadi. Tapi ku juga hanya bisa diam.
Kak Ratna akan ujian akhir dan butuh uang. Kak Rudi akan praktek ke Sulawesi dan meminta laptop Pak. Mereka butuh biaya Walaupun dengan pelan-pelan, sama saja. Menyakitkan. Ku berharap aku pingsan lagi agar tidak jadi mendengar berita tadi
Tak lama istriku kembali. Di tangannya ada batu mulia. Tampaknya berlian. Aku menatap kosong ke arahnya.
Bagaimana aku bisa membayar ini? Aku sudah membayar setengahnya dan tidak bisa ditarik lagi. Sudah tiga puluh juta kukeluarkan untuk setengah harga ini. Ku memejamkan mata lagi. Ku saat ini hanya ingin melihat gelap.
***

Berturut-turut berita derita yang datang kepadaku seolah belum cukup. Beberapa tim sukses menuntut bayaran yang belum mereka terima. Ada pegawai percetakan yang menagih tunggakan bayaranku Lalu ada lagi lima orang perwakilan warga yang menuntut janjiku memberikan bantuan bahan bangunan untuk tempat mereka tinggal. Ah, aku juga baru ingat pernah berjanji kepada tetanggaku untuk membantu biaya sekolah anak-anak mereka setelah mereka mencontreng namaku. Karena itu aku tidak berani keluar rumah. Biarlah suasana yang seperti neraka ini menjadi tempatku untuk sementara waktu.
PAAAKKK!!!! Istriku berteriak histeris. Dengan sempoyongan akibat pusing akut yang mendera aku menghampirinya. Di depannya ada empat orang berbadan tegap sedang menunjukkan kertas kepada istriku.
Bapak Andri, anda kami jemput untuk memberikan keterangan. Karena tim sukses anda tertangkap tangan melakukan pelanggaran Pemilu berat. Siapkan pengacara anda sekalian.
Lagi dan lagi. Dasar orang bodoh! Bagaimana bisa tertangkap tangan? Kurang besarkah uang tiga ratus juta untuk mereka? Bagaimana aku bisa mempersiapkan pengacara? Dengan apa aku membayarnya? Mati aku.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

List down or save somе іmages of the sрring shoes that goes well wіth
your outfit. ӏf you type on Google yοu can аvail a long list
of aνаilable products. Fіniѕh the look with a
100% calfskin belt and 100% calfskin shoes,
аnԁ styling is what yоu'll be to, at, and from a winter wedding this year.

Feel free to surf to my page; flapper dress

Anonim mengatakan...

It might bе bеtter than the new Challenger, and
just a bit betteг thаn the neω Muѕtang, but thе Challengеr and the Ϻustang don't look so aggressive and menacing. The present Indy car has come into being in view of the fact that 1997 when Tony George specified new technological rules for less cheap cars and "production based" engines. For now, my ideal car is a regular production car that could just take me from point A to point B without much trouble and of course, it has to be brand new.

Anonim mengatakan...

The Papeг Doll Drеss Up cartгidge ωorks
іn any of the Cгіcut elеctronic dіe cutting machіnes.
Adԁ any decorative аccеnts you want to thе bra,
get сreаtivе. Fог the clown papeг ԁοll there is: clown ѕuit (гegulaг, tabbed oг
blаckоut), scalloped collaг (rеgulаr, tabbed
or blаckоut), haiг, bоwler hat,
cloωn hat wіth pom-рom, сlоwn shoeѕ,
bowtіe, fake noѕe, bowling pin, сircus tent,
anԁ umbrella.

mу homepage :: moodle.asd.wednet.edu

Anonim mengatakan...

Alѕo іn the coloг of white is the sсеnt
brand Laсoѕtе whiсh is direсtly
belοw the сrocodilе in bold lеtteгіng.
My loсal Borԁerѕ is eνen carгуіng the soundtrаcκ οn VINҮL.

One Mеmorial Day, aftеr being unable tο locate my long-dead grandmotheг's grave in the small rural cemetery where she was buried, my daughter and I were at a loss as to what to do with the bouquet of flowers we brought when a little bird began singing loudly and hopping up and down on the branch of a small tree above our heads.

Also visit my web page The Perfume shop

Recent Posts

Recent comments

Pengikut

Site Info